JAKARTA - Kita harus menghentikan bisnis penipuan di internet "hentikan Penipuan di Internet dengan Mengaku Lembaga Resmi Via
Telepon, Email, Pesan Teks WhatsApp atau Telegram...ya karena penipuan itu ibarat bisnis kuliner, karena tidak akan pernah mati sampai kapan pun selama masih ada orang yang lapar dan haus, maka bisnis kuliner akan terus dibutuhkan, begitu pula penipuan.
Demikian dikatakan Nasafi Pramunuha saat menjadi pemateri Kementerian Kominfo pada Seminar Daring
bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dengan Tema Literasi Digital “Stop Penipuan di Internet”. Jakarta (26/02/2024)
Disampaikannya bahwa, beberapa modus penipuan digital diantaranya: berkedok hadiah, mengirim tautan, penipuan jual beli, melalui situs web palsu, dan penipuan berkedok keluarga.
Selain itu, ada juga modus penipuan berupa phising, ciri-cirinya dilakukan oleh oknum yang mengaku dari lembaga resmi dengan
telepon, email, atau pesan teks seperti WhatsApp atau Telegram.
“Jangan asal input data ke sembarangan tautan, karena saat kita sudah mengirimnya, data tersebut tidak bisa ditarik lagi "katanya".
Di tempat yang sama, Kharis menyebutkan bahwa penipu terkadang menggunakan bahasa-bahasa tertentu yang membuat korbannya nyaman untuk berkomunikasi dengannya, sehingga pada akhirnya lebih mudah untuk ditipu.
Beliau juga mengingatkan kita untuk tidak perlu penasaran dengan tautan-tautan yang tidak dikenal. “Sebaiknya, kita tidak mudah percaya dengan orang lain "katanya".
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video.
Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju.
Maka dari itu Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari.
“Atas dasar itulah mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital "katanya".
Muhammad Al Husaini, S.Kom., M.M. Pada pemaparannya menyebutkan jenis-jenis penipuan yang biasanya terjadi, yaitu phising, malware, scam, maupun modus lainnya.
Banyak terjadi penipuan dengan kedok berupa hadiah. “Penipuan terhadap wanita berbeda dengan penipuan terhadap pria, perbedaannya yaitu pada wanita, penipu lebih mengutamakan sisi emosional, sedangkan pada pria, lebih mengutamakan sisi logika "katanya",
Menurut Husaini ada beberapa media untuk penipuan di internet seperti jaringan seluler (SMS/telepon), surat elektronik, media sosial, lokapasar, aplikasi chat, game, situs web, dan dompet elektronik.
Untuk mengidentifikasi penipuan, kita harus selalu waspada terhadap penawaran yang bagus untuk menjadi kenyataan, periksa alamat url dengan cermat sebelum membuka tautan, lakukan riset tentang perusahaan atau organisasi yang menawarkan sesuatu, jangan pernah memberikan uang atau informasi pribadi kepada orang yang tidak dikenal, jangan membuka lampiran dari sumber yang tidak dikenal, dan gunakan akal sehat serta jangan mudah percaya dengan apa yang dilihat di internet "katanya".
Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Muhammad Al Husaini, S.Kom., M.M., yang merupakan seorang Business Analyst Specialist, serta Bapak Nasafi Pramunuha sebagai seorang Head of Marketing & Digital LAZNAS Bakrie Amanah.(Resky P)